kekerasan persepakbolaan
Aksi kekerasan yang menimpa bus pemain Persib Bandung, seolah menjadi
cermin ternyata masih ada unsur kekerasan dalam sepakbola Indonesia.
Untuk itulah CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, menegaskan, jika semua
elemen sepakbola Tanah Air harus bahu membahu memerangi kekerasan dalam
sepak bola.
Sangat disayangkan memang, laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, (22/6), terpaksa batal digelar. Padahal, tentu banyak pihak tidak hanya suporter fanatik kedua klub yang bertandingan ingin sekali menyaksikan menariknya partai klasik tersebut.
Tapi apa daya, gesekan yang kerap terjadi di antara kedua suporter, membuat laga berkelas di kompetis Tanah Air tersebut harus digelar tanpa ada penonton. Dan malahan pada akhirnya, laga tersebut batal terselenggara karena ulah dari segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Saya memahami apa yang diminta oleh masing-masing klub (Persija dan Persib) terhadap situasi ini. Tapi yang lebih penting, sebenarnya kita harus sama-sama dalam perspektif untuk memerangi kekerasan dalam sepakbola,” ungkap Joko di Kantor PSSI.
Dalam kesempatan kali ini, Joko juga tidak ingin menyalahkan satu kelompok dalam kasus tersebut. Bagi Joko, jika nantinya aksi perusakan bus Persib dilakukan oleh The Jakmania, julukan suporter Persija, jangan langsung disamaratakan jika The Jakmania adalah kelompok yang selalu melakukan tindak anarkis.
“Kami tidak ingin ini diasosiasikan kepada The Jakmania secara keseluruhan. Kami punya keyakinan bukan itu profil The Jakmania secara keseluruhan,” tegas Joko, yang juga bertindak sebagai Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI tersebut.
Sangat disayangkan memang, laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, (22/6), terpaksa batal digelar. Padahal, tentu banyak pihak tidak hanya suporter fanatik kedua klub yang bertandingan ingin sekali menyaksikan menariknya partai klasik tersebut.
Tapi apa daya, gesekan yang kerap terjadi di antara kedua suporter, membuat laga berkelas di kompetis Tanah Air tersebut harus digelar tanpa ada penonton. Dan malahan pada akhirnya, laga tersebut batal terselenggara karena ulah dari segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Saya memahami apa yang diminta oleh masing-masing klub (Persija dan Persib) terhadap situasi ini. Tapi yang lebih penting, sebenarnya kita harus sama-sama dalam perspektif untuk memerangi kekerasan dalam sepakbola,” ungkap Joko di Kantor PSSI.
Dalam kesempatan kali ini, Joko juga tidak ingin menyalahkan satu kelompok dalam kasus tersebut. Bagi Joko, jika nantinya aksi perusakan bus Persib dilakukan oleh The Jakmania, julukan suporter Persija, jangan langsung disamaratakan jika The Jakmania adalah kelompok yang selalu melakukan tindak anarkis.
“Kami tidak ingin ini diasosiasikan kepada The Jakmania secara keseluruhan. Kami punya keyakinan bukan itu profil The Jakmania secara keseluruhan,” tegas Joko, yang juga bertindak sebagai Sekertaris Jendral (Sekjen) PSSI tersebut.
hal ini juga terjadi pada klub pemain lainnya yang bersikeras mencari kemenangan sendiri,,oleh karena itu , harap dalam pertandingan sepakbola tidak boleh ada kekerasan hal ini merusak ham dan karir pemain tersebut . inilah salah satu video yang terjadi dilapangan hijau .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar