Minggu, 10 Maret 2013

manajemen waktu yang efektif

CARA PINTAR MENGELOLA WAKTU

A.  Pengertian
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya, prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi : waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai. Betapa seringnya kita mendengar pepatah yang mengatakan Waktu Adalah Uang. Tapi sebenarnya berapa banyak diantara kita yang benar-benar dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya? Sebenarnya, jika Anda ingin mengatur kehidupan Anda dan membuatnya menyenangkan, sebagai permulaan yang Anda butuhkan adalah mengatur waktu Anda.
Kiat utama untuk mengelola waktu belajar adalah kombinasi dari fleksibilitas dan disiplin. Sering kali jadwal belajar telah disusun, namun kemudian ada kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga yang membutuhkan pertolongan Anda).

B. Prinsip-Prinsip Manajemen Waktu
1. Tujuan adalah kunci utama, gambarkan hasil akhir dengan jelas
Mengatur waktu tanpa memilik rencana dan tujuan justru adalah penghamburan waktu. Begin with the end of things, mulai segalanya dari akhir. Maksudnya? Pikirkan apa hasil akhir yang akan Anda raih dan alami. Banyak orang memanfaatkan waktunya dengan baik setelah melihat hasil akhir dirinya dengan sangat jelas : kematian!
2. Be flexible, please.. believe me!
Jadilah fleksibel. Hidup ini bukanlah seperti matematika, di mana 1 + 1 = 2. Namun terkadang mengharuskan kita menyiapkan plan A, plan B, bahkan sampai Z ! Tak usah terpaku pada to-do list yang Anda buat hari ini. Bersikaplah fleksibel dan buat diri Anda dihormati dengan memberikan waktu untuk menghormati orang lain.
3. Selamatkan waktu dengan prioritas
Apabila Anda memiliki to-do list 10 kegiatan yang ingin dilaksanakan, jangan memaksakan semua sehingga kehidupan Anda menjadi kaku. Ambil 3 kegiatan terpenting, di mana selanjutnya adalah optional. Atau 20% kegiatan terpenting dari target Anda hari ini, maka dijamin Anda sudah menyelesaikan 80% dari semuanya, setidaknya untuk mendekati cita-cita Anda. Apa jadinya bila tugas A ditinggalkan, sementara Anda fokus ke tugas C? Di dunia pengembangan diri, dikenal dengan prinsip pareto, hidup menjadi lebih efektif, efisien, dan seimbang.
4. Use single handling; fokus dalam satu waktu
Ketika memutuskan untuk mengerjakan suatu hal penting, maka hindari semua gangguan. Fokus! Matikan handphone, telepon, atau apapun itu yang mengganggu konsentrasi Anda. Dan jangan mengerjakan pekerjaan lain sebelum tuntas (kecuali kalau memang jangka panjang). Maka Anda akan tercengang ketika mengetahui Anda bisa mengerjakan hal kecil hanya selama 20 menit, dari waktu yang biasa Anda habiskan sekitar 1 jam untuk mengerjakan tugas serupa.
5. Refreshing; penghematan jangka panjang
Jangan memaksa diri Anda untuk terus-menerus mengerjakan tugas. Jangan menganut prinsip bahwa manusia seperti balon tiup yang suatu saat bisa ‘pecah’ saat stress. Namun semua yang tidak seimbang pasti tidak baik. Kalau Anda berpendapat refreshing itu membuang waktu, maka ketika Anda stress berat dan merasa jenuh, maka waktu yang Anda buang menjadi lebih banyak lagi.
6. Prinsip multitasking
Gambaran mudahnya adalah isilah waktu Anda ketika menunggu, menyetir, dalam perjalanan, atau bahkan ketika memenuhi ‘call of nature’, dengan membaca buku, mendengar kaset ceramah, khotbah, motivasi, atau tips pengembangan diri. Maka waktu Anda akan lebih berarti dibandingkan hanya menunggu tanpa melakukan apapun.
7. Maintenance Balance – seimbangkan semuanya!
Ini adalah salah satu prinsip terpenting. Kenapa? Seperti yang sebutkan di atas, bahwa semua yang berjalan tidak seimbang tidak baik. Apa jadinya bila di dunia ini hanya ada siang? Kalau Anda hanya mementingkan karir dengan mengabaikan keluarga, itu tidak ada artinya. Semuanya akan berarti bila Anda unggul di segala aspek, ayah yang baik, berjiwa sosial yang tinggi, attitude yang dicintai, berilmu, karir gemilang, fisik sehat, aqidah (kepercayaan) kokoh, dan lain sebagainya.
8. Dare to be assertive; berani untuk bilang ‘tidak’
Ini adalah selera Anda untuk mengatur kapan harus bilang ya, dan kapan harus bilang tidak. Intinya adalah dengan mengatakan tidak pada hal yang tidak urgent dan tidak penting, Anda bisa mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain agar lebih seimbang dan tidak membuang waktu Anda.
9. Do It now !! don’t procrastinate your activity !
Inilah prinsip terakhir yang juga paling penting. Aspek action dari segala planning yang akan mewujudkan cita-cita Anda. Lakukan semua yang telah Anda rencanakan, selesaikan tugas yang terdata di to-do list Anda. Manfaatkan waktu luang, dan hindari menunda-nunda pekerjaan, sebelum pekerjaan Anda menumpuk dan membuat Anda bingung sendiri.




C. Langkah-Langkah Manajemen Waktu
Membuat komitmen untuk mengontrol waktumu merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Langkah selanjutnya adalah merencanakan dan memrioritaskan waktu dengan menuliskan tujuan hidup. Manajemen waktu secara tertulis tidak hanya membuat rencana lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen terhadap tujuan. Secara ideal, seharusnya hanya mempunyai satu sistem perencanaan waktu yang mengikat elemen-elemen berikut ini secara bersama :
1.    Gunakan pensil
Jika kita ingin menjadwal hidup kita, lupakan bolpoint atau sesuatu yang bertinta. Kita akan membuat perubahan-perubahan dalam perencanaan karena itu sebuah pensil dapat lebih menolong membuat perubahan tersebut tanpa bersusah paya mencari tip-ex. penggunaan pensil akan menolong untuk tetap fleksibel saat kita merencanakan waktu. Hidup bisa jadi tak terprediksi dan mengubah-ubah.
2. Gunakan kalender
Sebuah kalender memberimu pAndangan ke depan yang luas dari seluruh komitmenmu belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan sosial. Masukan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu pekerjaan, juga tanggal ketika kamu merencanakan untuk memulai sesuatu dengan baik. Untuk menghindari terlalu banyak penjadwalan, pastikan kalendermu siap diakses setiap waktu, ketika di sekolah atau di kampus, rumah, dan ketika dalam perjalanan.
3. Rencanakan akativitas mingguan anda
Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lain-lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan. Bermurah hatilah dalam estimasi waktu untuk penyelesaian tugas dan rancanglah deadline yang layak. Berpikir realistislah mengenai waktu.



4. Buatlah daftar kerja harian anda
Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong kita mengendalikan waktu, tentu di samping sebuah kalender. Sebuah daftar kerja memberi pAndangan sekilas terhadap apa saja yang kita butuhkan. Orang lain merasa bahwa daftar kerja merupakan pembuangan waktu yang tidak efisien. Tapi, jika digunakan secara benar, daftar kerja ini mampu :
a.       Meminimalisasi kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir.
b.      Menjaga acara-acara kurang penting yang senantiasa harus diwaspadai.
c.       Meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat karena ketika kamu harus menuliskan segala seuatu, pikiran Anda pun akan aktif bekerja.
d.      Menolong Anda memprioritaskan aktivitas. Seorang pemikir pernah menyatakan ada 10 hal yang bisa membuat kita kehilangan waktu, yaitu:
1.      Telepon
2.      Konflik
3.      Penangguhan
4.      Tak menemukan apa yang dicari
5.      Ingin segalanya sempurna
6.      Pertemuan
7.      Urutan kegiatan yang terbalik
8.      Gangguan
9.      Interupsi
10.  Kertas kerja yang kecil-kecil

Terlihat seperti hal yang sederhana dari 10 hal di atas dan sering beberapa hal yang tidak sengaja atau disadari kita telah melakukannya setiap hari. Ketika kita konsentrasi bekerja tiba-tiba ada kawan kita yang telepon dan karena terlalu asik berbincang hingga kita lupa waktu, atau tanpa sengaja kita selalu menulis catatan yang penting di kertas yang kecil atau di lembar-lembar yang berbeda sehingga ketika kita memerlukannya membutuhkan waktu untuk mencarinya.

pengertian Inventarisasi hutan

Inventarisasi Kehutanan

Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut.
Ruang lingkup
Inventarisasi Hutan meliputi : survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil.
Hirarki inventarisasi hutan adalah
Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat wilayah, inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan.
Tujuan inventarisasi hutan
adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategik jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan Kerjalaman inventarisasi yang dilaksanakan.
B. RISALAH HUTAN TANAMAN
Risalah Hutan Tanaman adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memantau proses perkembangan keadaan tegakan hutan tanaman dan perubahan-perubahan atau kerusakan-kerusakan yang timbul akibat berbagai hal selama pengelolaan.
Hutan Tanaman
adalah hutan yang dibentuk sebagai hasil dari kegiatan penanaman di kawasan hutan tanaman.
Ruang lingkup Risalah Hutan Tanaman
meliputi seluruh aspek teknis dan non teknis yang merupakan faktor-faktor yang secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan keadaan hutan. Aspek teknis meliputi fisik lapangan, sistem silvikultur yang digunakan dan keadaan hutannya sendiri. Sedangkan aspek non teknis meliputi sejarah perkembangan dan keadaan sosial ekonomi dari masyarakat di sekitar hutan yang dirisalah.

Prinsip :
Hutan Tanaman yang telah berumur 5 tahun ke atas dan merupakan hasil dari kegiatan Reboisasi.
Tujuan Risalah Hutan Tanaman adalah untuk mengetahui proses perkembangan keadaan tegakan hutan, perubahan-perubahan atau kerusakan-kerusakan yang timbul sebagai akibat adanya gangguan, baik alami maupun oleh manusia serta untuk menaksir kemampuan produksi dari hutan yang dirisalah.
C. RISALAH HUTAN LINDUNG
Risalah Hutan Linndung adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memantau proses perkembangan keadaan tegakan hutan lindung dan perubahan-perubahan atau kerusakan-kerusakan yang timbul akibat berbagai hal selama pengelolaan.
Hutan Lindung adalah kawasan hutan yg mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tats air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Ruang lingkup
Risalah Hutan Lindung meliputi : aspek flsik, biotik dan sosial ekonomi. Aspek Fisik terdiri dari letak dan luas, topografi, tanah, iklim, dan aspek fisik lainnya yang mempunyai nilai penting, seperti gua, air terjun. Aspek Biotik meliputi keadaan vegetasi hutan, flora langka dan satwa. Aspek Sosial Ekonomi meliputi keadaaan penduduk dan sarana perhubungan.

Prinsip :
Kondisi hutan minimal baik (berhutan). Prioritas utama perisalahan adalah areal-areal hutan lindung yang mendapat tekanan penduduk atau gangguan lainnya baik oleh adanya kegiatan usaha manusia maupun gangguan alam.
Tujuan
Risalah Hutan Lindung adalah untuk mengetahui proses perkembangan keadaan hutan, perubahan-perubahan atau kerusakan-kerusakan yang timbul sebagai akibat adanya gangguan baik alami maupun oleh manusia, sehingga strategi pengamanan hutan dan usaha perbaikannya dapat dilakukan sedini mungkin.
D. ENUMERASI KLASTER TSP/PSP.
Klaster TSP/PSP adalah petak contoh yang terdiri dari 9 (sembilan) plot Temporer Sampel Plot (TSP) yang berbentuk bujursangkar berukuran 100 x 100 m dan berjarak 500 m di antara sisi-sisinya. Plot yang di tengah selain sebagai TSP juga berlaku sebagai Permanen Sampel Plot (PSP).
Enumerasi Klaster TSP/PSP
adalah kegiatan pengumpulan data pada klaster plot baik pada TSP maupun PSP. Ruang lingkup enumerasi klaster TSP/PSP meliputi: survei keadaan fisik hutan, anakan, pohon, rotan, bambu, sagu dan nipah jika ada pada plot TSP dan PSP.
Lokasi
klaster plot terletak pada Kawasan hutan yang berhutan, hutan konifer, hutan tanaman dan hutan mangrove.
Tujuan
Enumerasi Klaster TSP/PSP untuk mendapatkan informasi awal mengenai potensi tegakan dan kondisi lahan. Metode yang digunakan adalah systematic sampling. Plot-plot klaster TSP/PSP tersebar secara sistematik di seluruh wilayah Indonesia, kecuali P. Jawa.
E. RE-ENUMERASI PSP
 Plot Sampel Permanen (PSP) adalah plot yang terletak di tengah klaster plot, seluas 1 Ha yang dibagi ke dalam 16 (enam belas) record unit (RU) berukuran 25 m x 25 m, di tengah-tengahnya diletakkan pusat RU sebagai pusat pengukuran. Re-enumerasi PSP adalah kegiatan pengulangan pengumpulan data terhadap hasil pengukuran plot-plot permanen yang telah dienumerasi reguler. Ruang lingkup Re-enumerasi PSP meliputi: survei keadaan fisik hutan, permudaan, pohon dan rotan pada plot PSP.

Prinsip
:
  • Kondisi hutan masih baik
  • Umur enumerasi 4 - 5 tahun
Tujuan Re-enumerasi PSP adalah untuk memantau pertumbuhan pohon dan perkembangan tegakan serta memantau perubahan hutan.
Metode
: Systematic sampling sesuai dengan enumerasi terdahulu.
F. INVENTARISASI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA.
Inventarisasi Sosial, ekonomi dan budaya adalah pengumpulan data dan informasi mengenai sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang tinggal di dalam/sekitar hutan, yakni mengenai permasalahan-permasalahan mendasar serta potensi yang dimiliki oleh masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan yang telah dan sedang berjalan.
Ruang lingkup :

  • Sasaran kegiatan adalah diperolehnya data mengenai sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di dalam/sekitar hutan yang digunakan sebagai input perencanaan kehutanan bottom up.
  • Lokasi di dalam dan di lauar kawasan hutan.
Tujuan Inventarisasi sosial, ekonomi dan budaya adalah tersedianya data dan informasi mengenai sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijakan pengelolaan hutan dalam mewujudkan kelestarian SDH sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam/sekitar hutan.
Metode
yang digunakan adalah purposive sampling yakni pengambilan sample secara sengaja dengan beberapa pertimbangan menyangkut wilayah/lokasi, informan (tokoh kunci), responder. Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Inventarisasi Bersama Masyarakat, yakni membangun hubungan baik dengan warga setempat sambil melakukan observasi dan wawancara).
G. PENYUSUNAN NERACA SUMBER DAYA HUTAN (NSDH)
Neraca Sumber Daya Hutan adalah suatu informasi yang dapat menggambarkan cadangan sumber daya hutan, kehilangan dan penggunaan sumber daya hutan, sehingga pada waktu tertentu dapat diketahui kecenderungannya, apakah surplus atau defisit jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
Ruang lingkup
kegiatan penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan meliputi : Sasaran kegiatan yaitu perubahan data luas dan potensi Sumber Daya Hutan.
Tingkatan kegiatan terdiri dari :

  • Penyusunan NSDH Provinsi.
  • Penyusunan NSDH Nasional.
Tahapan kegiatan terdiri dari :
  • Perencanaan
  • Organisasi Pelaksana dan Tata Waktu, Pelaksanaan
  • Pengendalian dan Pengawasan.
Tujuan Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran menyeluruh tentang kondisi dan keadaan Sumber Daya Hutan pada kurun waktu satu tahun (Januari s/d Desember).
Metode
yang digunakan adalah metode obyektif praktis yaitu : melalui pengumpulan data primer dan sekunder baik pada instansi kehutanan maupun instansi terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan sistem pendekatan data numerik atau spacial yang diperoleh dari daftar isian.

Jumat, 08 Maret 2013

Cara membuat blog di blogger

Cara membuat blog di blogger 

Sebelum memulai, anda diharuskan untuk membuat akun GMAIL. Silahkan lihat Cara membuat email di gmail terlebuh dahulu.

Setelah email jadi, ikuti langkah langkah dibawah ini :


  1. Silahkan kunjungi situs http://www.blogger.com
  2. Setelah halaman pendaftaran terbuka, alihkan perhatian ke sebelah kanan bawah, ubah bahasa ke Indonesia agar lebih mudah difahami.
    pilih bahasa
  3. Silahkan langsung masuk/login dengan menggunakan username/nama pengguna serta password/sandi gmail anda ( akun email anda bisa untuk login ke blogger).

    login gmail

  4. Isilah formulir yang ada :
    1. Nama tampilan : isi dengan nama yang ingin tampil pada profile blog anda.
    2. Jenis Kelamin : pilih sesuai dengan jenis kelamin anda, misal : pria.
    3. Penerimaan Persyaratan : Beri tada ceklis sebagai tanda anda setuju dengan peraturan yangtelah di tetapkan oleh pihak blogger. Saran: sebaiknya anda membaca terlebih dahulu persyaratan yang ada agar anda tahu dan mengerti apa yang boleh dan tidak diperbolehkan ketika menggunakan layanan blogger.
    4. Klik tanda panah bertuliskan “Lanjutkan”.

      lanjutkan membuat blog
  5. Klik tombol “Blog Baru”.

    buat blog baru

  6. Isilah formulir :
    1. Judul : Isi dengan judul blog yang di inginkan, misal : Coretan sang penghayal
    2. Alamat : isi dengan alamat blog yang di inginkan. Ingat! Alamat ini tidak dapat di edit kembali setelah dibuat, apabila anda ingin serius, maka pilihlah nama yang benar-benar anda inginkan.
    3. Template : pilih template (tampilan blog) yang disukai (ini dapat ganti kembali).
    4. Lanjutkan dengan klik tombol “Buat blog!”.

      buat blog

    5. Sampai disini blog anda telah berhasil di buat.
  7. Untuk menghindari spam filter, sebaiknya anda langsung posting sembarang saja. Klik tulisan “Mulai mengeposkan”.

    mulai posting

  8. Isi judul serta artikel. Akhiri dengan klik tombol “Publikasikan”.

    publikasikan

  9. Silahkan lihat blog anda dengan klik tombol “Lihat Blog
  10. Selesai.
Disini blog blogger anda sudah jadi, dan anda sudah bisa mempromosikan blog anda ke teman dan orang yang anda kenal, untuk membangun komunitas online.

Jumat, 01 Maret 2013

FOTOSINTESIS


JENIS HUTAN DI INDONESIA

HUTAN, JENIS HUTAN DAN MANFAATNYA
Hutan mempunyai jasa yang sangat besar bagi kelangsungan makhluk hidup terutama manusia. Salah satu jasa hutan adalah mengambil karbon dioksida dari udara dan menggantimya dengan oksigen yang diperlukan makhluk lain. Maka hutan disebut paru-paru dunia. Jadi, jika terlalu banyak hutan yang rusak, tidak akan ada cukup oksigen untuk pernapasan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan
I.            Jenis-Jenis Hutan di Indonesia
A.    Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Iklim :
1.      Hutan Hujan Tropika, adalah hutan yang terdapat didaerah tropis dengan curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan flora dan fauna. Di kawasan ini keanekaragaman tumbuh-tumbuhan sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di Indonesia lebih kurang 66 juta hektar Hutan hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru dunia. Hutan hujan tropika terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
2.      Hutan Monsun, disebut juga hutan musim. Hutan monsun tumbuh didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau, tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya. Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya hutan jati, hutan bambu, dan hutan kapuk. Hutan monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
B.     Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Variasi Iklim, Jenis Tanah, dan Bentang Alam :
1.      Kelompok Hutan Tropika :
a.       Hutan Hujan Pegunungan Tinggi
b.      Hutan Hujan Pegunungan Rendah
c.       Hutan Tropika Dataran Rendah
d.      Hutan Subalpin
e.       Hutan Pantai
f.       Hutan Mangrove
g.      Hutan Rawa
h.      Hutan Kerangas
i.        Hutan Batu Kapur
j.        Hutan pada batu Ultra Basik
2.      Kelompok Hutan Monsun
a.       Hutan Monsun Gugur Daun
b.      Hutan Monsun yang Selalu Hijau (Evergren)
c.       Sabana
C.     Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Terbentuknya
1.      Hutan alam, yaitu suatu lapangan yang bertumbuhan pohon-pohon alami yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Hutan alam juga disebut hutan primer, yaitu hutan yang terbentuk tanpa campur tangan manusia.
2.      Hutan buatan disebut hutan tanaman, yaitu hutan yang terbentuk karena campur tangan manusia.
D.    Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Statusnya
1.      Hutan negara, yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.
2.      Hutan hak, yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. Hak atas tanah, misalnya hak milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak guna bangunan (HGB).
3.      Hutan adat, yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.
E.     Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Jenis Tanamannya
1.      Hutan Homogen (Sejenis), yaitu hutan yang arealnya lebih dari 75 % ditutupi oleh satu jenis tumbuh-tumbuhan. Misalnya: hutan jati, hutan bambu, dan hutan pinus.
2.      Hutan Heterogen(Campuran), yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam jenis tumbuhan.
F.      Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Fungsinya
1.      Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan.
2.      Hutan Konservasi.
Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri atas :
a.       Hutan Suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan Taman Buru.
b.      Kawasan Hutan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman wisata alam.
3.      Hutan Produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya serta pembangunan, industri, dan ekspor pada khususnya. Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP), dan hutan produksi yang dapat dikonversikan (HPK).


II.            Hasil-hasil hutan Indonesia dan Pemanfaatannya
Hutan di Indonesia memiliki tumbuhan yang beraneka ragam, terutama yang berbentuk pohon. Secara keseluruhan, di Indonesia terdapat + 40.000 jenis tumbuhan, 25.000 – 30.000jenis di antaranya adalah tumbuhan berbunga, yang merupakan 10 % dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Kekayaan hutan yang melimpah ruah tersebut meberikan manfaat kepada penduduk Indonesiamaupun bangsa lain.
Beberapa contoh hasil hutan kayu :
1.      Kayu Agathis (Agathis alba)
2.      Kayu Bakau atau Mangrove (Rhizophora mucronata)
3.      Kayu Bangkirai (Hopea mengerawan)
4.      Kayu Benuang (Octomeles sumatrana)
5.      Kayu Duabanga (Duabanga moluccana)
6.      Kayu Jelutung (Dyera costulata)
7.      Kayu Kapur (Dryobalanops fusca)
8.      Kayu Kruing (Dipterocarpus indicus)
9.      Kayu Meranti (Shorea sp)
10.  Kayu Nyatoh (Palaquium javense)
11.  Kayu Ramjin (Gonystylus bancanus)
12.  Kayu Jati (Tectona grandis)
13.  Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)
14.  Kayu Sengon (Albizzia chinensis) dan lain sebagainya.

Beberapa contoh Hasil Hutan Non kayu :
1.      Rotan
2.      Damar
3.      Kapur Barus
4.      Kemenyan
5.      Gambir
6.      Kopal
7.      Kulit pohon Bakau
8.      Gondorukem
9.      Terpentin
10.  Bambu
11.  Sutra Alam
12.  Minyak Kayu Putih
13.  Madu

III.            Pengolahan Hasil Hutan
Hal yang berkaitan dengan hasil hutan adalah kegiatan pengolahan hasil hutan, antara lain berupa industri penggergajian kayu. Industri penggergajian kayu terdapat di Samarinda, Balikpapan, Pontianak, dan Cepu (Jawa Tengah, untuk penggergajian kayu jati). Hasil dari industri ini berupa kayu gelondongan (log/bulat), kayu gergajian, dan kayu lapis untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Ekspor kayu gergajian dan kayu lapis terutama kenegara Jepang, Hongkong, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia. Mulai Tahun 1985 pemerintah melarang ekspor kayu gelondongan dan mengubahnya menjadi ekspor kayu olahan, yaitu berupa kayu gergajian, kayu lapis, atau berupa barang jadi seperti mebel. Selain kayu gelondongan, yang terkena larangan ekspor adalah rotan asalan. Tujuan adannya larangan ekspor kayu gelondongan dan rotan asalan tersebut antara lain untuk membatasi eksploitasi yang berlebihan terhadap dua jenis komoditas tersebut dan untuk meningkatkan lapangan kerja di bidang industri perkayuan yang bersifat padat karya.

IV.            Faktor-faktor Pendorong Usaha Pengembangan Kehutanan di Indonesia
Faktor-faktor Pendorong Usaha Pengembangan Kehutanan di Indonesia di antaranya :
1.      Wilayah Indonesia berada di daerah beriklim tropis dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, sehingga Indonesia tidak pernah mengalami musim gugur seperti negara-negara beriklim subtropis dan sedang.
2.      Keadaan tanah di Indonesia sangat subur sehingga sangat baik bagi tumbuhnya berbagai jenis pohon dan tumbuh-tumbuhan lainnya.
3.      Tersedianya sumber daya hutan berpotensi dan belum termanfaatkan, yang secara geografis tersebar luas di sebagian besar wilayah Indonesia.
4.      Adanaya permintaan pasar terhadap hasil hutan indonesia, baik pasar dalam maupun luar negeri yang cenderung meningkat.

V.            Faktor-Faktor Penghambat Usaha Pengembangan Kehutanan di Indonesia dan Cara Mengatasinya
Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan bidang kehutanan sebagai berikut :
1.      Berkurangnya areal hutan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi. Hutan ditebang dan dijadikan kawasan permukiman penduduk, pertanian, dan perkebunan.
2.      Masih terdapat sistem pertanian ladang berpindah, terutama diluar Jawa.
3.      Terjadinya kebakaran hutan yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
4.      Terjadinya penebangan liar dan pencurian kayu di hutan yang dapat merusak hutan dan keanekaragaman hayati.
5.      Usaha reboisasi dan penghijauan yang gagal dan kuurang berhasil karena kekurangan dana serta adanya gangguan alam, seperti musim kemarau yang panjang.
6.      Pengambilan hasil hutan yang tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah oleh pengusaha swasta pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan).
7.      Pengambilan kayu yang terus meningkat akibat kebutuhan kayu untuk pemukiman dan bahan baku industri.
Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat dalam usaha pengembangan kehutanan di Indonesia sebagai berikut :
1.      Menggunakan sumber daya hutan sebaik-baiknya untuk peningkatan volume dan nilai ekspor, merangsang pertumbuhan industri hilir pengolahan hasil-hasil hutan serta mempertahankan kelestarian sumber daya hutan.
2.      Melakukan eksploitasi hasil hutan, terutama kayu, secara hati-hati. Perusahaan pemegang konsesi HPH diwajibkan memenuhi ketentuan sistem Tebang Pilih Tanaman Indonesia (TPTI).
3.      Pemegang HPH dikenakan iuran Dana Jaminan Reboisasi yang akan dipergunakan unruk mengutankan kembali areal bekas tebagan dan mempertahankan kondisi hutan sesuai keadaan semula.
4.      Memberikan dorongan kepada kalangan swasta agar berpartisipasi dalam pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang di maksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri.
5.      Melarang penebangan hutan secara sembarangan.
6.      Memperketat penjagaan hutan dengan mempersiapkan polisi hutan, melindungi hutan dari pencurian kayu, dan penebangan liar.

NAMA LATIN POHON

Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia!
[tutup]

Daftar kayu di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Indonesia memiliki sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Akan tetapi hingga saat ini hanya sekitar 400 jenis (10%) yang memiliki nilai ekonomi dan lebih sedikit lagi, 260 jenis, yang telah digolongkan sebagai kayu perdagangan. [1]
Berikut ini adalah daftar nama-nama kayu atau kelompok kayu menurut nama perdagangannya, sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan; dengan beberapa penyesuaian.

Daftar isi

  • 1 Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu
  • 2 Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua
  • 3 Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu
  • 4 Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua
  • 5 Rujukan

Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Agatis Agathis spp. Damar (Jw.), dama (Slw.), damar bindang (Klm.), damar sigi (Smt.). (Ingg.): kauri pine.
2. Balau Shorea spp. (misalnya S. materialis Ridl., S. maxwelliana King, S. scrobiculata Burck); Parashorea spp. Damar laut (Smt.), semantok (Aceh), amperok, anggelam, selangan batu (Klm.)
3. Balau merah Shorea spp. (mis. S. collina Ridl., S. guiso (Blanco) Bl.) Balau laut, damar laut merah, batu tuyang, putang, lempung abang. Ingg.: red selangan.
4. Bangkirai Shorea spp. (mis. S. kunstleri King, S. laevis Ridley, S. laevifolia Endert); Hopea spp. (mis. H. celebica Burck, H. semicuneata Sym.) Benuas, balau mata kucing, hulo dereh, puguh, jangkang putih, kerangan (Smt.), bubuh (Bk.)
5. Damar Araucaria spp. (mis. A. cunninghamii D. Don, A. hunsteinii K.Schum.) Alloa, ningwik, pien (Pap.). Ingg.: araucaria.
6. Durian Durio spp. (terutama Durio carinatus Mast.); Coelostegia spp. Durian burung, lahong, layung, apun, begurah, punggai, durian hantu, enggang
7. Gia Homalium tomentosum (Roxb.) Benth., Homalium foetidum (Roxb.) Benth. Delingsem (Jw.), kayu batu, melunas, kayu kerbau, momala (Slw.)
8. Giam[2] Cotylelobium spp. (mis. C. burckii Heim, C. lanceolatum Craib, C. melanoxylon Pierre Giam durian, resak bukit tembaga; giam padi, resak daun kecil, resak batu; giam tembaga, resak daun lebar; resak gunung
9. Jelutung Dyera spp. Pulai nasi, pantung gunung, melabuai
10. Kapur Dryobalanops spp. (di antaranya D. oblongifolia Dyer, D. sumatrensis (Gmelin) Kosterm.) Kamper (kayu), kayu kayatan, empedu, keladan
11. Kapur petanang Dryobalanops oblongifolia Dyer Kapur guras (Smt.), kapur paya (Mly.), kelansau (Swk.)
12. Kenari Canarium spp., Dacryodes spp. , Santiria spp., Trioma spp. Kerantai, ki tuwak, binjau, asam-asam, kedondong (kedundung), resung, bayung, ranggorai, mertukul
13. Keruing Dipterocarpus spp. (mis. D. applanatus V.Sl., D. baudii Korth., D. elongatus Korth. dll.) Keruing arong, kekalup; Lagan sanduk, mara keluang; Keruing tempudau; tempurau, merkurang, kawang, apitong
14. Kulim Scorodocarpus borneensis Becc. Kayu bawang hutan (Klm.)
15. Malapari Pongamia pinnata (L.) Pierre Malapari
16. Matoa Pometia spp.; mis. P. pinnata Forster & Forster, P. ridleyi King Kasai, taun, kungki, hatobu, kayu sapi (Jw.), tawan (Mlku.), ihi mendek (Irian Jaya)
17. Medang Cinnamomum spp. Sintuk, sintok lancing, ki teja, ki tuha, ki sereh, selasihan
18. Meranti kuning Shorea spp. (di antaranya: S. acuminatissima Sym., S. balanocarpoides Sym., S. faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis, Shorea scollaris V.Sl.; Damar hitam, damar kalepek; Damar hitam katup; Bangkirai guruk, karamuku; Damar buah, mereng-kuyung; Damar tanduk. Ingg.: yellow seraya.
19. Meranti merah Shorea spp. (di antaranya: S. johorensis Foxw., S. lepidota BI., S. leprosula Miq., S. ovalis BI., S. palembanica Miq., S. platyclados V.Sl. ex Foxw., S. leptoclados Sym., dll.) Majau, meranti merkuyung; Meranti ketrahan; Meranti tembaga, kontoi bayor; Meranti kelungkung; Tengkawang majau; Banio, ketir; Seraya merah, campaga, lempong, kumbang, meranti ketuko, cupang. Ingg.: red seraya, red lauan.
20. Meranti putih Shorea spp. (di antaranya: S. assamica Dyer, S. bracteolata Dyer, S. javanica K. et. Val., S. lamellata Foxw., S. ochracea Sym., S. retinodes V.SI., S. virescens Parijs, S. koordersi Brandis, dll.) Damar mesegar; Bunyau, damar kedontang; Damar mata kucing, damar kaca, damar kucing; Damar tunam, damar pakit; Damar kebaong, baong, bayong, baung, belobungo, kontoi tembaga; Balamsarai, damar mansarai; Damar maja, kontoi sabang; Kikir, udang, udang ulang, damar hutan, anggelam tikus, maharam potong, pongin, awan punuk, mehing (Smt., Kal.); Damar lari-lari, lalari, temungku, tambia putih (Slw.), Damar tenang putih, hili, honi (Mlku.). Ingg.: white meranti.
21. Merawan Hopea spp. (mis. H. dasyrrachis V.Sl., H. dyeri Heim, H. sangal Korth., dll.) Tekam, tekam rayap; Bangkirai tanduk, emang, amang besi; Cengal, merawan telor; Ngerawan, cengal balau
22. Merbau Intsia spp. (terutama I. bijuga O.K., I. palembanica Miq.) Merbau asam, ipi (NT.), kayu besi (Papua); Ipil, anglai, maharan; Tanduk (Mlku.)
23. Mersawa Anisoptera spp. (mis. A. laevis Ridl., A. marginata Korth., A. thurifera Bl.) Cengal padi, damar kunyit; Masegar (Smt.), ketimpun (Klm.), mersawa daun besar; tabok, tahan
24. Nyatoh Palaquium spp., Payena spp., Madhuca spp. Suntai, balam, jongkong, hangkang, katingan, mayang batu, bunut, kedang, bakalaung, ketiau, jengkot, kolan
25. Palapi Heritiera (Tarrietia) spp.; mis. H. javanica (Bl.) Kosterm., H. simplicifolia (Mast.) Kosterm., H. littoralis Ait., H. sylvatica S. Vidal Mengkulang, teraling; Dungun, talutung, lesi-lesi.
26. Penjalin Celtis spp. Rempelas, ki jeungkil, ki endog (Sd.), cengkek (Jw.), pusu (Sumbawa)
27. Perupuk Lophopetalum spp.; mis. L. javanicum (Zoll.) Turcz., L. multinervium Ridl., L. subobovatum King, L. wightianum Arn. Kerupuk (Smt.), pasana (Klm.), mandalaksa (Jw.), aras
28. Pinang Pentace spp. Melunak, ki sigeung, ki sinduk, kelembing
29. Pulai Alstonia spp. (di antaranya A. pneumatophora Back., A. scholaris R.Br., A. spatulata Bl., A. macrophylla Wall., A. spectabilis R.Br.) Kayu gabus, rita, gitoh, bintau, basung, pule, pulai miang. Ingg.: white cheesewood, milkwood, milky pine.
30. Rasamala Altingia excelsa NoroƱa Tulasan (Smt.), mandung (Min.), mala (Jw.)
31. Resak Vatica spp.; mis. V. maingayi Dyer, V. oblongifolia Hook.f., V. rassak Bl. Damar along, resak putih

Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Bakau Rhizophora spp. dan Bruguiera spp Tumu, Lenggadai, Jangkar, Tanjang, Putut, Busing, Mata buaya
2. Bayur Pterospermum spp. Balang, Walang, Wadang, Wayu
3. Benuang Octomeles sumatrana Miq. Benuang bini (Klm.), winuang (Slw.)
4. Berumbung Adina minutiflora Val.); Pertusadina spp. Kayu lobang, Barumbung, Kayu gatal
5. Bintangur Calophyllum spp.; mis. C. calaba L., C. inophyllum L., C. papuanum Lauterb., C. pulcherrimum Wall.ex Choisy, C. soulattri Burm.f. Bintangor, penaga; Nyamplung; Sulatri; Bunoh, bintangur bunut
6. Bipa Pterygota spp. Kayu wipa
7. Bowoi Serianthes minahassae Merr. & Perry (Syn. Albizia minahasae Koord.) Rayango, Merang, Terangkuse
8. Bugis Koordersiodendron pinnatum Merr. Grepau
9. Cenge Mastixia rostrata BI. Cenge, Cingo
10. Duabanga Duabanga moluccana BI. Benuang laki, Takir, Aras, Raju mas
11. Ekaliptus Eucalyptus spp.; mis. E. alba Reinw.ex Bl., E. deglupta Bl., E. urophylla S.T. Blake Kayu putih; Leda, aren (Mlku.), tampai; Ampupu (Timor),
12. Gelam Melaleuca spp. Kayu putih
13. Gempol Nauclea spp. Wosen, Klepu pasir, Anggrit
14. Gopasa Vitex spp. Teraut, Laban
15. Gerunggang/Derum Cratoxylum spp.; mis. C. arborescens (Vahl) Bl., C. cochinchinense (Lour.) Bl. Madang baro; Mampat, butun; kemutul, temau; edat
16. Jabon Anthocephalus spp. (A. chinensis (Lamk.) A.Rich ex Walp. dan A. macrophyllus (Roxb.) Havil.) Kelampayan (Mly.), laran (Klm.), semama (Amb.). Ingg.: cadamba.
17. Jambu-jambu Syzygium spp. [3] Kelat, Ki tembaga, Jambu
18. Kapas-kapasan Exbucklandia populnea R. Brown Hapas-hapas, Tapa-tapa, Leman
19. Kayu kereta Swintonia spp. Rengas sumpung, Merpauh, Bagel mirah
20. Kecapi Sandoricum spp. Papung, Kelam, Sentul
21. Kedondong Hutan Spondias spp. Coco, Kacemcem leuweung
22. Kelumpang Sterculia spp. Kepuh, Kalupat, Lomes
23. Kembang semangkok Scaphium macropodum J. B. Kepayang, merpayang (Smt.)
24. Kempas Koompassia malaccensis Maing. Hampas, impas, tualang ayam
25. Kenanga Cananga sp. Kananga
26. Keranji Dialium spp.; mis. D. indum L., D. platysepalum Baker, D. procerum (v.Steen.) Stey Kayu lilin; Maranji
27. Ketapang Terminalia spp. Kalumpit, Klumprit, Jelawai, Jaha
28. Ketimunan Timonius spp. Seranai, Temirit, Kayu reen
29. Lancat Mastixiodendron spp. Kundur, Modjiu, Raimagago
30. Lara Metrosideros spp. dan Xanthostemon spp. Lompopaito, Nani, Langera
31. Mahang Macaranga spp. Merkubung, Mara, Benua
32. Medang Litsea firma Hook f.; Dehaasia spp. Manggah, Huru kacang, Keleban, Wuru, Kunyit
33. Mempisang Mezzetia parviflora Becc.; Xylopia spp.; Alphonsea spp.; Kandelia candel Druce Mahabai, Hakai rawang, Empunyit, Jangkang, Banitan, Pisang-pisang
34. Mendarahan Myristica spp., Knema spp. Darah-darah, Tangkalak, Au-au, Ki mokla, Kumpang, Kayu luo, Huru
35. Menjalin Xanthophyllum spp. Lilin, Ki endog, Segi landak
36. Mentibu Dactylocladus stenostachys Oliv. Jongkong, merebung
37. Merambung Vernonia arborea Han. Merambung, sembung
38. Punak Tetramerista glabra Miq. Kayu malaka (Smt.), cerega (Klm.)
39. Puspa Schima spp.; terutama S. wallichii Korth. Seru (Jw.), simartolu (Smt.), madang gatal (Klm.)
40. Rengas Gluta aptera (King) Ding Hou Rengas tembaga, Rangas
41. Saninten Castanopsis argentea A. DC. Sarangan (Jw.), ki hiur (Sd.), kalimorot
42. Sengon Paraserianthes falcataria (L) Nielsen Jeungjing, Tawa kase, Sika (Maluku)
43. Sepat Berrya cordofolia Roxb. Waru gunung, Kalong
44. Sesendok Endospermum spp.; mis. E. diadenum (Miq.) Airy Shaw, E. moluccanum (T & B) Kurz, E. peltatum Merr. Sendok-sendok, kayu labuh (Smt.), kayu bulan (Mly.), garung (Klm.); Kayu raja (Mlku.)
45. Simpur Dillenia spp.; mis. D. grandifolia Wall., D. obovata Hoogl., D. pentagyna Roxb. Sempur, segel, janti, dongi
46. Surian Toona sureni Merr. Suren, kalantas
47. Tembesu Fagraea spp.; mis. F. fragrans Roxb., F. sororia J.J. Sm. Tomasu (Smt.), kulaki (Slw.), malbira, ki tandu
48. Tempinis Sloetia elongata Kds. Damuli, Kayu besi
49. Tepis Polyalthia glauca Boerl. Banitan, Pemelesian, Kayu tinyang, Kayu bulan, Banet, Kayu kalet
50. Tenggayun Parartocarpus spp. Buku ongko, Pejatai, Purut bulu
51. Terap Artocarpus spp. Cempedak, Kulur, Tara, Teureup
52. Terentang Campnosperma spp.; mis. C. auriculatum (Bl.) Hook.f., C. brevipetiolatum Volkens, dll. Tumbus (Smt.), pauh lebi
53. Terentang ayam Buchanania spp. Pauhan, Antumbus, Talantang
54. T u s a m Pinus spp. Pinus, Damar batu, Uyam
55. Utup Aromadendron sp. U t u p

Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Eboni bergaris Diospyros celebica Bakh. Maitong, Kayu lotong, Sora, Amara
2. Eboni hitam Diospyros rumphii Bakh. Kayu hitam, Maitem, Kayu waled
3. E b o n i Diospyros spp.; di antaranya D. areolata King et G., D. cauliflora BI., D. ebenum Koen, D. ferrea Bakh., D. lolin Bakh., D. macrophylla BI. Baniak, Toli-toli, Kayu arang, Kanara, Gito-gito, Bengkoal, Malam

Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah Nama-nama Daerah
1. Bongin Irvingia malayana Oliv. Pauh kijang, Sepah, Kayu batu
2. Bungur Lagerstroemia speciosa Pers. Ketangi, wungu (Jw.), tekuyung, benger
3. Cempaka Michelia spp., Elmerrillia spp. Minjaran, Wasian, Manglid, Sitekwok, Kantil (Jw.), Capuka
4. Cendana Santalum album L. Kayu kuning, Lemo daru
5. Dahu Dracontomelon spp.; mis. D. dao Merr. & Rolfe, D. mangiferum Bl. Dao, basuong (Smt.), sengkuang (Mly.), koili
6. Johar Senna spp.[4] Juar, Trengguli, Sebusuk, Bobondelan
7. Kuku Pericopsis mooniana Thw. Kayu laut, Papus, Nani laut
8. Kupang Ormosia spp. Kayu ruan, Saga
9. Lasi Adina fagifolia Ridl. Adina, Kilaki
10. Mahoni Swietenia spp.; mis. S. macrophylla King, S. mahagoni (L.) Jacq. Mahoni
11. Melur Dacrydium spp.; Podocarpus spp. dan Phyllocladus spp. Mis. Dacrydium junghuhnii Miq. Alau, cemantan (Klm.); Jamuju, kayu embun (Slw.), sampinur bunga (Smt.); Sampinur tali; Kayu cina; Ki merah, Sandu
12. Membacang Mangifera spp. Ambacang, Asam, Limus piit, Mempelam, Wani, Mangga
13. Mindi Melia spp.; terutama M. azedarach L. Bawang kungut
14. Nyirih Xylocarpus granatum J. Konig Nyireh, Niri
15. Pasang Quercus spp. Mempening, Baturua, Kasunu, Triti
16. Perepat darat Combretocarpus rotundatus Dans. Marapat, Teruntum batu
17. Raja bunga Adenanthera spp Saga, Segawe, Klenderi
18. Rengas Gluta spp.; Melanorrhoea spp. Ingas, Suloh, Rangas, Rengas burung
19. Ramin Gonystylus bancanus Kurz Gaharu buaya, Medang keladi, Keladi, Miang
20. Sawo kecik Manilkara spp.; mis. M. fascicularis H.J. Lam & Maas Geest., M. kauki (L.) Dub. Subo, Ki sawo
21. Salimuli Cordia spp. Kendal, Klimasada, Purnamasada
22. Sindur Sindora spp.; mis. S. bruggemanii de Wit, S. coriacea Maing., S. wallichii Graham Sepetir (Mly.), sasundur (Klm.), mobingo (Slw.)
23. Sonokembang Pterocarpus indicus Willd. Angsana, Linggua, Nala, Candana
24. Sonokeling Dalbergia latifolia Roxb. Linggota, sono sungu, sonobrits
25. Sungkai Peronema canescens Jack Jati seberang, Jati londo
26. Tanjung Mimusops elengi L. Sawo manuk (Jw.), karikis (Slw.)
27. Tapos Elateriospermum tapos BI. Kelampai, Setan, Kedui, Wayang
28. Tinjau belukar Pteleocarpus lampongus Bakh. Lontar kuning
29. Torem Manilkara kanosiensis H.j. L. et B. M. Sawai, Torem
30. Trembesi Samanea saman Merr. Ki hujan
31. Ulin Eusideroxylon zwageri T.et B. Kayu besi, bulian, kokon
32. Weru Albizia procera Benth. Beru, Ki hiyang, Bengkal

Rujukan

  1. ^ Soerianegara, I. dan RHMJ. Lemmens (eds.). 2002. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama. PROSEA – Balai Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2. Hal. 7
  2. ^ Secara internasional diperdagangkan sebagai resak. Sedangkan giam merujuk pada kayu-kayu berat marga Hopea. Lihat Soerianegara dan Lemmens, op. cit. hal. 141
  3. ^ Tertulis: Eugenia spp., marga yang tidak tepat
  4. ^ Tertulis: Cassia spp., nama yang usang